Teknologi Perikanan dan Budidaya Lele

Sabtu, 07 Agustus 2010

MEMBANGUN KEBERADAPAN BANGSA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMKN 36 JAKARTA


Pendidikan merupakan pilar tegaknya suatu bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tujuannya membentuk kepribadian peserta didiknya supaya memiliki karakter yang baik, menghayati individualitasnya, maupun menggapai kebebasan yang dimilikinya, sehingga ia dapat semakin bertumbuh sebagai pribadi maupun warga negara yang bebas dan bertanggung jawab, bahkan sampai pada tingkat tanggung jawab moral integral atas kebersamaam hidup dengan warga yang lain.
Terdapat sembilan pilar karakter diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang selalu bekerja membuat orang mau selalu berbuat sesuatu kebaikan. Orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan acting the good berubah menjadi kebiasaan.
Rumusan karakter tak hanya diaplikasikan dalam metode pengajaran, tapi juga kurikulum dan diintegrasikan dalam satuan pelajaran. Nah bagaimana penerapan pendidikan karakter yang dapat dilakukan di SMKN 36 ?
SMKN 36 Berikut ini adalah budaya- budaya yang telah dan akan dilakukan di SMKN36 dalam membangun karakter siswa.
Saat penerimaan peserta didik baru tidak boleh di temani orang tuanya.
Kegiatan MOS yang bertujuan untuk karakter yang dibutuhkan baik sekolah maupun industri, serta membentuk memupuk sikap kreativitas dan semangat berkarya.
Pelatihan Baris Berbaris dapat menanamkan rasa nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan dikalangan generasi muda, dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pemuda, serta dapat memupuk jiwa generasi muda yang tangguh dan meningkatkan animo pelajar dalam hal baris-berbaris.
LDKS yang merupakan salah satu sarana yang tepat untuk membangun system pengkaderan yang terpadu.
OSIS yang merupakan wadah untuk menampung dan menyalurkan kreativitas baik melalui kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya keberhasilan kegiatan kurikuler bertujuan meningkatkan peran serta inisiatif siswa
Apel pagi yang dilakukan secara rutin, merupakan salah satu cara pembentukan karakter penegakan disiplin siswa, disamping perlu didukung mekanisme penertiban administrasi.
Upacara bendera yang biasa dialakukan pada hari Senin, dan hari-hari besar Nasional merupakan bagian dari interaksi edukatif dan instrument/alat yang cukup efektif untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter tertentu mengaktualkan potensi-potensi peserta didik.
Tadarusan yang dilakukan siswa setiap pagi di sekolah, memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan menjadikannya memiliki hati yang lembut, mudah menerima nasehat kebaikan serta tidak mudah terpancing emosi yang berakibat pada tawuran pelajar.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non akademik yang memberi wadah /kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
10. Senam kesegaran jasmani tiap hari Jum’at untuk menjaga kesegaran dan kebugaran dan menghilangkan kepenatan.
11. Menumbuhkan budaya apresiasif konstruktif
12. Berpikir objektif konfrehensif
13. Menghidupkan kembali budaya dan karakter bangsa jujur, dan berakhlak mulia.
14. Guru senantiasa ambil peran,dalam pembentukan karakter peserta didiknya, Guru dan siswa harus paham bahwa kejujuran, kedisiplinan, ketekunan, toleransi adalah kendaraan . Dengan demikian, maka jika ada anak yang tidak memiliki akhlak mulia, meskipun pinter jangan dibiarkan lulus.



nabilahusaeni.wordpress.com

Tidak ada komentar: