Teknologi Perikanan dan Budidaya Lele

Selasa, 24 Mei 2011

Lintas Benua Tanpa Kaki dan Tangan


Seorang perenang asal Perancis yang memiliki cacat kaki dan tangan bertekad melintasi samudra yang menghubungkan lima benua.

Philippe Croizon (43) kehilangan kedua kaki dan tangan dalam kecelakaan listrik, 17 tahun lalu. Namun, dalam kondisi "kekurangan" ini, Croizon mampu berenang melintasi Selat Inggris.

Kali ini, Croizon bertekad melakukan sesuatu yang lebih besar, dengan melintasi samudra di antara lima benua. Ia akan melewati rintangan berupa penghuni laut yang buas, suhu yang dingin, dan kapal-kapal besar.

Croizon akan melakukan petulangannya ini antara Mei dan Agustus 2011. Ia akan ditemani perenang jarak jauh, Arnaud Chassery (34).

"Keberhasilan saya melintasi Selat (Inggris) merupakan bentuk dari suatu harapan buat teman-teman saya yang mengalami kekurangan," kata Croizon. "Dengan tantangan baru, kami akan mencoba mengabarkan tentang perdamaian, kerja sama antara manusia berkekurangan dan manusia normal, serta mereka yang berbeda kebudayaan dan warna kulit," ungkap Croizon.

Dokter terpaksa mengamputasi kedua tangan dan kakinya setelah terkena sengatan listrik berkekuatan 20.000 volt pada 1994. Setelah pulih, Croizon mendapat inspirasi dari acara televisi tentang keberhasilan seorang perenang melintasi Selat Inggris.

Croizon akan memulai ambisinya dengan berenang sejauh 20 kilometer melintasi Lautan Pasifik antara Papua Niugini hingga sebuah desa di wilayah Papua, Indonesia.

dikutip dari: http://olahraga.kompas.com/read/2011/05/24/1132145/Lintas.Benua.Tanpa.Kaki.dan.Tangan

Jumat, 18 Februari 2011

Empat Tahun Hidup dengan Pisau di Kepala

Beijing: Seorang pria di Cina ternyata hidup dengan pisau bersarang di kepalanya selama empat tahun. Laman metro.co.uk mewartakan, Kamis (17/2), Mir Li yang mengalami sakit kepala terus-menerus terpaksa dirawat di rumah sakit. Saat dokter melakukan melakukan scanning, ditemukan pisau tertancap di tempurung kepalanya. Akhirnya, gambar X-ray kepala Mir Li menjelaskan semuanya, gagang pisau dibiarkan tertanam dan tersembunyi di antara tengkorak dan telinga. Kontan, hal ini membuat seluruh juru medis di Rumah Sakit Yuxi, Cina, merasa heran dan takjub.

"Mir Li datang ke rumah sakit dalam keadaan parah. Mulut dan hidungnya terus mengeluarkan darah tanpa alasan yang jelas. Ia juga mengatakan menderita sakit kepala berkepanjangan," ungkap Luo Zhiwei, kepala departemen bedah di rumah sakit. Ia menambahkan, "Sangat mengejutkan benda itu bisa bersarang di kepalanya selama bertahun-tahun dan ia bisa bertahan hidup. Selama ini, kami melihat benda-benda kecil seperti jarum bersarang di kepala. Tapi tidak ada yang sebesar itu."

Mir Li bisa selamat dan hidup normal dengan pisau yang tertanam di kepalanya merupakan suatu keajaiban. Kemudian, pisau itu dikeluarkan dari tempurung kepala Mir Li dengan operasi yang cukup lama dan melelahkan.

Saat diselidiki, pisau yang tertancap di kepala pria berusia 37 tahun itu akibat perampok yang pernah menodongnya. Mir Li waktu itu berprofesi sebagai supir taksi dan merupakan korban perampokan. Perampok menancapkan pisau ke kepala pria berusia 37 tahun itu. Namun, tanpa sadar Mir Li tidak pernah tahu ada pisau bersarang di kepalanya.

sumber:http://id.news.yahoo.com/lptn/20110217/twl-empat-tahun-hidup-dengan-pisau-di-ke-7dafc38.html

Kamis, 03 Februari 2011

Tanaman 'Bunglon' Bisa Berganti Warna




Bukan cuma bunglon yang bisa berganti warna kulit. Ternyata, tanaman pun kini bisa berubah warna sesuai dengan kondisi yang menaunginya.

Adalah June Medford, seorang pakar biologi dari Colorado State University, yang berhasil melakukan rekayasa genetik terhadap tanaman arabidopsis, sehingga tanaman tersebut bisa berganti warna.

Seperti dikutip dari situs PCWorld, tanaman hasil rekayasa Medford dan timnya, akan berubah warna dari hijau menjadi putih saat tanaman itu mendeteksi kehadiran unsur berbahaya di dekatnya, seperti obat terlarang, polutan, atau bahkan material eksplosif.

Awalnya, Medford menggunakan komputer untuk mendesain protein tanaman bernama reseptor. Kemudian, Medford memanfaatkan bakteri untuk memodifikasi reseptor tanaman tersebut.

Dengan struktur genetika yang telah dimodifikasi, maka reseptor tumbuhan bisa mendeteksi partikel-partikel bahan kimia berbahaya, polutan, bahan peledak, atau ancaman lain. Saat mendeteksi kehadiran zat-zat tersebut, tanaman akan mengirimkan sinyal, sehingga warna hijaunya berubah menjadi putih.

"Bila Anda membawa sesuatu ke bandara internasional Denver, misalnya sebuah bahan peledak, maka tanaman ini akan berubah warna menjadi putih. Ini akan memberikan keamanan bagi Anda," kata Medford, 52, kepada situs The Denver Post.

Proyek penelitian itu didukung oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) sejak 2003, dengan bantuan dana sebesar US$500 ribu atau Rp4,5 miliar. Belakangan, riset ini juga mendapat dukungan dari The Office of Naval Research, Department of Homeland Security, dan Defense Threat Reduction Agency.

"Harapan kami, tanaman ini bisa ditempatkan di lokasi umum, sehingga bisa mendeteksi bahan peledak di lokasi tempat benda berbahaya itu sedang dirakit," kata Doug Bauer, Program Manager riset eksplosif pada Homeland Security di Washington DC.

Aplikasi lainnya, tanaman ini juga bisa digunakan oleh polisi untuk memberantas peredaran obat terlarang, atau melindungi tentara yang tengah konvoi dari bom dan ranjau.

Kini, tanaman ini masih memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk merespons keberadaan zat-zat berbahaya tadi dan perubahan warna. Namun, para ilmuwan yakin akan diperoleh kemajuan sehingga respons yang ditunjukkan tanaman bisa segera terlihat dalam hitungan menit. (art)


sumber: VIVAnews

Planet Mars Diduga Sembunyikan Banyak Es


Kutub-kutub planet Mars kemungkinan bukanlah satu-satunya tempat di mana air es bersembunyi di planet itu. Dari penemuan terbaru, astronom memprediksi bahwa es juga hadir di kawah-kawah yang ada di sekitar garis katulistiwa Mars.

Temuan ini disebut-sebut dapat memberikan dampak signifikan terhadap eksplorasi planet Mars di masa depan. Nantinya, es tersebut berpeluang dapat dimanfaatkan sebagai penyambung hidup ketika manusia mulai ada yang ditugaskan di sana.

Menggunakan gambar-gambar yang diambil oleh Mars Global Surveyor dan Mars Reconnaissance Orbiter, David Shean, Planetary Geologist dari Malin Space Science Systems di San Diego, Amerika Serikat menyebutkan, tampaknya ada banyak material yang kaya akan es terkubur di dasar setidaknya 38 kawah di kawasan Sinus Sabaeus, yang ada di dekat katulistiwa Mars.

“Sangat mengherankan bahwa hal-hal seperti ini tidak disadari sebelumnya meski sudah ada ratusan ribu foto-foto resolusi tinggi yang diambil selama 15 tahun terakhir,” kata Shean, seperti dikutip dari Space, 2 Februari 2011. “Ini bukti bahwa planet Mars memang penuh dengan kejutan.”

Dari penelitian-penelitian terdahulu, kutub planet Mars diperkirakan menyimpan es. Akan tetapi, iklim di planet itu terlalu keras bagi kelangsungan air. Udara di sana sangat tipis sehingga jika ada es di permukaan planet akan segera menguap.

“Sejak lama kami telah melihat gambar-gambar yang menunjukkan bahwa tampak material yang kaya akan es di dasar kawah di kedua kutub Mars,” kata Shean. “Yang mengherankan, ternyata material yang sama juga ditemukan di khatulistiwa planet itu,” ucapnya.

Shean menyebutkan, jika ada es yang terkubur di khatulistiwa, tampaknya ia menyimpan catatan penting terhadap kondisi iklim di masa lalu Mars yang sangat ingin dianalisa oleh ilmuwan.

Lebih lanjut, Shean menyebutkan, kawasan khatulistiwa jauh lebih menarik untuk dijadikan tujuan untuk eksplorasi di masa depan dibandingkan dengan kutub karena mendapatkan lebih banyak sinar matahari dan memiliki temperatur yang lebih hangat.

“Khatulistiwa cocok untuk kendaraan penjelajah bertenaga matahari,” kata Shean. “Namun demikian, eksplorasi masa depan juga membutuhkan air sebagai sumber pendukung kehidupan,” ucapnya.

Temuan es di kawasan khatulistiwa planet Mars tersebut dipaparkan di jurnal Geophysical Research Letters.

sumber:http://id.news.yahoo.com/viva/20110202/ttc-planet-mars-diduga-sembunyikan-banya-078ed6a.html

Minggu, 12 Desember 2010

Mbah Surip Manusia Sejati Indonesia


Mbah Surip memang fenomenal. Di panggung kepopulerannya, Mbah Surip datang dan melejit naik daun dengan sangat cepat. Demikian pula pergi meninggalkan kepopulerannya dengan sangat cepat pula. Seperti mendadak terbangun dari mimpi mendengar berita Mbah Surip meninggal dunia. Meskipun secara personal saya tidak kenal dengannya, kematiannya yang tiba-tiba itu mengaggetkan saya.

Sepanjang yang saya tahu, Mbah Surip sudah terkenal di kalangan seniman dan budayawan jauh sebelum lagu Tak Gendong itu populer dan menjadi nada sambung pribadi favorit. Mbah Surip merupakan pengisi acara bulanan yang digagas dan dimotori oleh Emha Ainun Najib [Cak Nun] itu.


Mbah Surip bisa jadi merupakan salah satu icon Kenduri Cinta, selain tentunya Cak Nun sendiri. Sejak itu, gaya dan ketawanya yang khas dan lagunya yang keluar pakem pop, menjadi suguhan rutin Kenduri Cinta disamping Kiai Kanjeng dan kelompok budaya lain sebagai pengisi acara.

Kala itu Tak Gendong belum sepopuler sekarang. Lagu Bangun Tidur pun banyak yang tidak tahu. Tetapi saat ini, siapa yang tak kenal lagu ini. Bahkan barangkali, nada sambung pribadi sampeyan adalah ketawanya Mbah Surip atau tagline-nya yang terkenal, i love you full! Di mata manusia biasa seperti saya, dahulu Mbah Surip tidak berharta, tetapi dalam tempo tak lebih dari tiga bulan dia seorang yang kaya raya. Dahulu dia bukan siapa-siapa dan tak banyak orang peduli padanya, tapi saat ini Presiden Republik Indonesia pun ikut mengucapkan berbela sungkawa. Barangkali dengan penampilannya yang terkesan urakan, tak banyak orang mengaku dia sebagai kawan saudara, namun saat populernya banyak mengaku dekat dan kerabatnya. Bahkan kalangan selebritas pun berebut meminta tanda tangannya.

Dalam suasana menata hati yang tak kunjung selesai ini, saya mencoba membaca kehidupan dan berguru kepada Mbah Surip, yang oleh Emha Ainun Najib disebut sebagai manusia sejati Indonesia.

Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran “manusia indonesia sejati” tak tak pernah susah, tak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa. Meskipun sering diledek orang tetap saja tertawa dan tak pernah dendam atau membalas ledekan tersebut. Bahkan kadang Mbah Surip bingung untuk pulang karena kehabisan ongkos.

Itulah hikmah pertama dan kedua yang saya dapatkan dari Mbah Surip.

Ketiga, mencintai sepenuh hati karya sendiri. Sepanjang saya melihat Mbah Surip beraksi di panggung, dia mempunyai gaya sendiri. Tak perlu gaya Cak Nun, Rendra, Srimulat atau gaya sinetron. Gayanya orisinil namun tetap menghibur. Mbah Surip selalu menyanyikan lagu karya sendiri. Lagi-lagi dengan penampilan dan model sendiri. Tak ikut-ikutan gaya Peterpan, Kiai Kanjeng, Opiek atau Michael Jakcson. Meskipun tak booming, Mbah Surip tetap menyanyikan lagu Tak Gendong dan Bangun Tidur di setiap penampilan yang saya saksikan. Dan di kemudian hari, cinta sepenuh hati itu membuahkan hasil yang luar biasa.

Keempat, orang hebat karena sederhana. Di mata saya, Mbah Surip tidak saja terkenal, tetapi juga orang hebat. Dan kehebatannya itu justru terletak pada kesederhanaanya. Orangnya bersikap dan penampilan sederhana. Lagunya dengan nada dan syair sederhana. Bicaranya sederhana dan apa adanya. Gaya pun sederhana bukan polesan sutradara. Dan sampai ajal menjemput, Mbah Surip tetap sederhana, meskipun konon meninggalkan warisan harta yang luar biasa.

Kelima, sukses itu mudah. Jika populer termasuk indikator sukses, maka hanya dengan satu lagu Tak Gendong yang sangat sederhana itu, Mbah Surip menjadi sangat populer di seluruh rakyat Indonesia. Dari Mojokerto tempat dia lahir sampai Makassar pun tahu siapa Mbah Surip. Dari anak balita sampai manusia bau tanah pun dapat menyanyikan syair, tak gendong kemana-mana… Rakyat jelata, artis hingga pejabat pun ikut kehilangan tawa Mbah Surip. Bahkan Mbah Surip “sukses” menggerakan hati seorang Presiden Susilo Bambang Yudoyono berkonferensi pers untuk menyampaikan kata berbela sungkawa. Terlepas dari apa sakwa sangka, saya ikut bangga perhatian yang diberikan Kepala Negara kepada warga negaranya. Tak banyak manusia Indonesia yang mendapatkan ucapan bela sungkawa dari Kepala Negara di saat meninggal dunia meskipun dia orang hebat dan terkenal Indonesia. Meskipun bagi Mbah Surip itu bukan merupakan kebanggaan, tetapi dia mendapatkan kehormatan itu.

Keenam, merasa cukup di puncak kejayaan. Ketenaran, kepopuleran dan pendapatan yang berlimpah dari lagunya, tak membuat Mbah Surip berubah dalam bersikap dan berperilaku. Dia tetap Mbah Surip yang dahulu. Tetap bergaya dengan rambut gimbalnya. Naik motor kemana-mana dan tetap tertawa, ha.. ha..ha..ha! Kematiannya yang mendadak itu seakan memberi pelajaran kepada saya, jika ingin berhenti, sudahilah disaat masa jaya. Jika ingin bertobat, insyaflah di waktu raga masih perkasa. Bukan ketika miskin, ringkihnya raga dan tidak berdaya, baru muncul keinginan untuk lengser dari kekuasaan dan mengundurkan diri dari gemerlap dunia. Mbah Surip akan dikenang sepanjang masa, justru karena dia “berhenti” di puncak emas karyanya. Mungkin sampeyan ingat Gombloh, yang juga meninggal dunia di saat “kebyar-kebyar” kepopulerannya.

Ketujuh, maut tak dapat ditolak meskipun sedang tertawa terbahak-bahak. Maut tetap datang menjemput, dan tak seorangpun dapat luput. Jangankan orang awam, orang terkenal pun meninggal dunia. Tak hanya orang yang sedih menderita penuh kesusahan, orang tertawa penuh bahagia pun meninggalkan dunia fana. Jangankan orang fakir miskin, orang kaya dengan harta berlimpah pun juga mati. Ketika masa itu tiba, harta dan kepopuleran tak mampu menunda barang sejenak. Saat maut itu pun tiba, badan yang sehat pun tak berdaya.

Mbah Surip, mungkin dirimu sudah cuaapek menggendong dunia menawarkan keceriaan kemana-mana. Sekarang dirimu memang telah tiada. Ruhmu telah meninggalkan raga. Dan jasadmu kembali ke tempat dimana asal berada. Tetapi tawamu dan lagumu akan dikenang sepanjang masa. Gaya dan sederhanamu akan menginspirasi banyak pemuda Indonesia. Cintamu kepada sesama dan Indonesia, akan menumbuhkan benih-benih asmara persaudaraan di bumi persada. Dan bagi saya, Mbah Surip adalah manusia sejati dengan sejuta hikmah bagi yang mampu membacanya.

Saya membayangkan, saat ini Mbah Surip sedang menggendong bidadari mengelilingi surga sambil tertawa, ha..ha..ha! Sesudah itu Mbah Surip ketiduran kecapekan. Setelah bangun dia tidur lagi. Mbah Surip, I love you, full.

http://syair79.wordpress.com disunting kembali dari http://www.brimob.host56.com

Manusia adalah manusia, hakikinya tetap manusia

Pada suatu ketika panas matahari menyengat untuk beberapa lama waktunya. juga di sebuah ladang, kering dan kering. Panas matahari telah mengeringkan bulir padi sehingga sempurna menjadi beras dan layak untuk dimakan, panas matahari telah mengeringkan ribuan ton ikan laut yang akhirnya dapat menjadi bahan lauk yang dapat bertahan lama. panas matahari telah mengeringkan baju-baju, cucian kotor dan segala sesuatu yang harus dikeringkan. kita berterimakasih dan bersyukur pada Tuhan dengan adanya panas matahari yang telah membuat sesuatu dapat berproses sebagaimana mestinya.

Hari itu siang berubah malam dan turun hujan. petir menggeletar memecah malam. hujanlah hari ini dengan keriangan. Akankah hujan ini menjadikan kita lupa atau melupakan akan adanya panas matahari yang telah dan pernah membantu kita, disadari atau tidak disadari kita haruslah tetap tidak melupakan panas matahari. karena apa jadinya jika Panas setahun harus dilupakan karena hujan sehari saja? Semoga ladang bapak petani menjadi subur, berdampingan dengan ladang-ladang yang lain, berdampingan dalam semesta yang maha luas.

Betapa indahnya dunia yang terus berputar tanpa adanya saling hujat dan caci, saling maki. betapa indahnya kedamaian bumi pertiwi, tanpa harus menuduh sesama manusia sebagai binatang.

sumber:www.brimob.host56.com/index.php?option=com_content&task=view&id=81&Itemid=68&limit=1&limitstart=2

Kamis, 09 Desember 2010

Objek Wisata Sejarah yang Dipenuhi Legenda. Masjid Si Pitung Menyimpan Cerita Unik 410 tahun lalu

Pernah anda mendengar legenda Si Pitung???? Si Pitung merupakan symbol perjuangan.Jagoan Betawi yang dikenal pemberontakannya terhadap penjajah Belanda.
Jika Anda penggemar kisah-kisah jampang Betawi tempo dulu, rasanya belum pas kalau belum menengok Masjid Al-Alam atau lebih kesohor disebut Masjid Si Pitung ini. Ada banyak kisah heroik, legenda, bahkan mitos yang mengiringi perjalanan masjid tersebut. Konon, di masjid inilah dulu Si Pitung bermain, belajar silat, dan kanuragan, serta bersembunyi. Menurut cerita legenda yang beredar, tiap kali dikejar Belanda, Si Pitung lari dan bersembunyi di masjid itu dan ia seperti lenyap ditelan bumi .Bayangkanlah, sebelum menjadi “Robin Hood” Betawi, Pitung kecil disebutkan banyak menghabiskan waktu bermainnya di masjid ini.
Tidak diketahui pasti siapa pendiri masjid ini, minimnya data sama halnya dengan ketidaktahuan masyarakat sekitar masjid. Bahkan tokoh masyarakat di sekitar rumah tinggal Si Pitung sekalipun. Ada beberapa versi kisah yang menyebutkan siapa pendiri masjid ini, diantaranya pernyataan Yahya, seolah meluruskan status masjid tersebut. Meski dijuluki Masjid Si Pitung, soal keistimewaan yang dimiliki masjid tersebut, justru berkaitan dengan kiprah Wali Songo. Ya, menurut pendapat beberapa orang, masjid tersebut dibangun oleh Wali Songo pada abad ke-16. Yang menjadikan masjid itu istimewa, karena konon dibangun hanya dalam tempo semalam. Makanya diberi nama masjid Al Alam (Al Auliya).
Menurut salah seorang tokoh Betawi, Alwi Shahab, pendiri masjid Al Alam atau si Pitung adalah Fatahilah dan pasukannya pada tahun 1527 M, setelah mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa. Seratus tahun kemudian (1628-1629), ketika ribuan prajurit Mataram pimpinan Bahurekso menyerang markas VOC (kini Gedung Museum Sejarah Jakarta) para prajurit Islam ini lebih dulu singgah di Marunda untuk mengatur siasat perjuangan. Hal ini paralel dengan keterangan Jamaludin, tentang lubang kecil berbentuk setengah oval di bagian kiri masjid. Lubang itu, sering digunakan untuk mengintai bala tentara musuh.
Patron eskterior bangunan utama masjid mengingatkan kita pada model Masjid Agung Demak. Ukurannya saja yang lebih kecil, hanya 64m². Masjid ini boleh dibilang mengandung tiga unsur budaya; Jawa, Arab, dan Eropa. Gaya Jawa jelas terlihat pada atap joglo bertingkat dua. Sedangkan gaya Arab terlihat pada lengkungan di mihrab yang mengambil pola ukiran kaligrafi. Sementara gaya Eropa terlihat dari bentuk empat tiang bulat yang menopang atap masjid.
Langit-langitnya terbuat dari multipleks menutupi atap aslinya yang sudah termakan usia. Ditopang empat pilar bulat pendek seperti kaki bidak catur, dengan mihrab terlihat gagah, karena menjorok ke dalam tembok didampingi tempat duduk khatib Jum’at yang elegan.
Bagian kiri bangunan dulunya merupakan kolam untuk mencuci kaki sebelum masuk ke masjid, seperti di Masjid Agung Banten. Kini kolam ini sudah tertutup ubin merah, sementara bekas sumurnya dikelilingi tembok melingkar dengan papan peringatan untuk tak lagi menggunakannya.
Sejak tahun 1975, Masjid Al-Alam dan Rumah Si Pitung, dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya. Pemda DKI Jakarta rajin menyokong setiap upaya untuk melestarikan masjid ini. Di sekeliling masjid kini sudah dibuatkan pagar beton, berbentuk seperti pagar batas provinsi. Rumah Si Pitung pun terjaga dengan pagar besi yang mengelilinginya. Untuk menjangkau masjid dan rumah Si Pitung, dari Tanjung Priok ada angkutan umum yang menuju ke Pasar Cilincing. Dan dari Pasar Cilincing, pengunjung mesti berganti angkutan yang menuju ke arah Marunda. Dapat pula dipilih angkot jurusan Bulak Turi, yang melintas ke jalan masuk wilayah perkampungan Marunda. Atau, jika berkendaraan pribadi, Anda bisa langsung menuju ke Marunda.

sumber:nabilahusaeni.com